Program Bupati Muhdlor “Kurda Sayang” Mampu Bangkitkan UMKM Sidoarjo.


Program Bupati Muhdlor “Kurda Sayang” Mampu Bangkitkan UMKM Sidoarjo.

Reporter : Novem S

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, tengah.

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Ditengah kondisi ekonomi pasca pandemi yang terpuruk, semua sektor usaha termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kena imbasnya. Dampak pandemi Covid-19 tidak sedikit usaha yang bergerak di bidang jasa, kerajinan maupun perdagangan gulung tikar.

Beruntung bagi pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo karena pemerintahnya peduli dengan keberlangsungan nasib usaha kecil. Kebijakan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor memberikan subsidi kredit bunga ringan untuk menyokong usaha ekonomi kerakyatan terbukti sangat membantu nafas UMKM yang sebelumnya mengalami kembang-kempis.

Program Kredit Usaha Rakyat Daerah (Kurda) Sayang berupa bantuan atau subsisi bunga kredit ringan 3 persen setahun itu dinilai pelaku UMKM jadi penyelamat usaha.

Ditempat terpisah, Kepala Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Delta Artha Sofia Nurkrisnajati Atmaja menjelaskan proses pengajuan pinjaman atau pengajuan kredit program Kurda Sayang sangat mudah dan nilainya variatif. Bagi UKM/UMKM yang belum memiliki SIUP sebagai syaratnya pengajuan kredit, sebagai gantinya cukup mengurus surat keterangan usaha dari kantor desa masing-masing.

“Kuota Kurda Sayang masih ada menjelang penghujung tahun 2021 ini subsidi dari Pemkab Sidoarjo tinggal beberapa ratus juta saja. Bagi pelaku UKM yang ingin mengajukan kredit bisa langsung datang ke BPR Delta Artha, konsultasi melalui no telepon juga bisa,” ujarnya.

Menurut Sofi, panggilan akrabnya, Kurda Sayang program dari Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor sangat dirasakan oleh pelaku usaha kecil. Sidoarjo yang dikenal dengan sebutan kota UKM ini, hampir seribu yang sudah memanfaatkan program Kurda Sayang. Dari jumlah itu tidak ada yang mengalami kendala kredit macet.

“Kredit macet tidak ada, semua lancar. Rata-rata yang meminjam itu usahanya jalan semua dan banyak yang omzetnya meningkat karena ada tambahan pinjaman modal dari Kurda,” tukas Sofi

Tercatat sampai dengan Akhir tahun 2021 Pemkab Sidoarjo sudah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA) ”Sayang” dengan bunga hanya 3 persen per tahun, di bawah skema normal KUR dari pemerintah yang bunganya 6 persen pertahun.

Nilai Pinjaman dengan menggunakan skema Kurda Sayang Sampai dengan akhir tahun ini mencapai 5,369 M rupiah.” Untuk Tahun 2022 nanti dipastikan kucuran dana pinjaman Kurda Sayang disiapkan oleh Pemkab Sidoarjo sebesar 2,5 M rupiah”tambah Sofi

Untuk jumlah UMKM sendiri yang sudah menggunakan Kurda Sayang sudah menyentuh diangka 840 peserta dari 1035 debitur yang disediakan oleh bank berplat merah milik Pemkab Sidoarjo ini di tahun 2021.

Di tempat lain, seperti halnya Makhbub Junaidi, pengrajin sekaligus penjual berbagai kerajinan kulit yang diolah menjadi beragam Tas, Dompet dan Aksesoris itu mengaku dengan adanya bantuan modal usaha yang ia terima sebesar 150 juta rupiah dari Kurda Sayang membuat usahanya jalan kembali.

“Sekitar tiga bulan ini omzet penjualan sangat bagus, itu karena ada tambahan modal pinjaman dari BPR Delta Artha. Saya mengajukan pinjaman usaha Kurda Sayang, bagi saya bunga 3 persen pertahun itu sangat ringan. Apalagi sebelumnya usaha saya kena dampak pandemi, penjualan turun drastis dan modal hampir habis,” kata Makhbub.

“Adanya tambahan modal ini, omzet naik 80 – 90 persen, sebelumya hanya 100 – 150 juta sekarang omzet hampir 300 juta perbulan, semoga pemerintah tidak lagi memberlakukan PPKM, karena itu juga dampaknya luar biasa bagi teman-teman UMKM. Kita selama PPKM tidak bisa menggelar pameran,” tambahnya.

Usaha ekonomi kreatif “Morfby” kerajinan ukir kulit tas dan dompet milik Makhbub yang berlokasi di Desa Wates Kedensari Kecamatan Tanggulangin itu sempat mengalami terjun bebas akibat dampak pandemi. Omzetnya menurun drastis. Bahkan untuk belanja Kulit saja terasa berat.

Modal usaha yang miliki Makhbub untuk diputar menyusut karena penjualan menurun drastis. Dimasa sulit itu Ia mengaku kebingungan mencari tambahan modal usahanya, karena rata-rata semua Bank menawarkan pinjaman dengan bunga cukup tinggi, minimal 6 persen pertahun dan itu bagi Mahbub dirasa berat karena usahanya belum berjalan stabil.

“Dampak pandemi kemarin sangat memukul usaha saya, mau pinjam Bank juga bunganya tinggi. Masih khawatir karena kondisinya belum sepenuhnya normal. Setelah mendengar kalau Pemkab Sidoarjo ada program kredit dengan bunga ringan akhirnya saya mengajukan pinjaman untuk tambahan modal sebesar 150 juta rupiah. Meski pinjamanya di BPR milik pemkab yang penting itu bunganya ringan,” pungkas Makhbub mantan Ketua Koperasi Intako, Tanggulangin itu.(vem/qq).

Berita Terkait

Top