BHS Berikan Bantuan APD Bagi Petugas Pemadam Kebakaran
BHS Berikan Bantuan APD Bagi Petugas Pemadam Kebakaran
Reporter : N. Suhendra
Redaksi Jatim, Sidoarjo – Kedatangan Bambang Haryo Soekartono founder Tim BHS Peduli ke base camp petugaa pemadam kebakaran dengan memberikan bantuan empat pasang sepatu safety untuk petugas pemadam kebakaran Unit PMK Buduran di Jalan Lingkar Timur Banjar Kemantren Buduran Rabu (15/11/2023).
Bantuan itu diberikan karena sepatu safety yang tahan panas api hanya ada satu pasang. Sedangkan untuk petugas di garda depan biasanya sampai lima petugas hingga delapan petugas.
“Karena sepatu petugas yang safety atau standar untuk petugas pemadaman terdapat satu pasang, maka Tim BHS Peduli akan bantu empat pasang. Petugas garda depan biasanya sampai ada 5 petugas,” kata Bambang Haryo saat mampir di Posko PMK Unit Buduran.
Kedatangan pria yang akrap di sapa BHS ini karena dirinya menjenguk Amaro Bagus Diana salah satu petugas yang mengalami luka saat bertugas memadamkan kebakaran di pom mini dan dugaan tempat timbunan BBM di belakang teras rumah Mujahidin warga Jumputrejo Sukodono. “Syukur petugas Amaro sudah sehat dan sudah bertugas lagi setelah mendapatkan perawatan medis,” tukasnya sambil menyerahkan tali asih untuk biaya pemulihan.
BHS meminta kepada pemerintah daerah agar APD untuk petugas PMK benar-benar diperhatikan. Mengingat pekerjaan yang dilakukan resikonya sangat besar. Jadi APD petugas mulai jaket, helm, sepatu harus standar semuanya.
Menurut dia, jangan sampai petugas di lapangan yang berhadapan dengan api yang membara, menggunakan APD yang bisa beresiko. Seperti menggunakan sepatu boot karet yang pastinya kena api bisa meleleh.
“Para petugas PMK ini aset, karena diantara perannya mereka, api kebakaran bisa teratasi. Dari kecekatan dan ketangkasan petugas dalam memadamkan api kebakaran di rumah, pabrik atau lainnya secara cepat, pastinya akan mengundang apresiasi secara luas,” terangnya.
Sementara Komandan Regu Posko Unit Buduran S Pujiono mengakui kalau APD anak buahnya masih dinilai kurang standart. Hanya ada satu pasang yang bisa dibuat menerobos ke titik lebih dekat ke jangkauan api.
“Kami sudah melaporkan ke dan mengajukan pengadaan sepatu standar untuk pemadaman, tidak tahu kok belum dikabulkan,” tukasnya.
Dia mengakui anak buahnya yang berada di Unit Buduran masih banyak yang belum PNS dan statusnya masih honorer. “Dan untuk keperluan sepatu boot, mereka membeli sendiri,” akunya.
Pujiono menambahkan bahwa sangat penting adanya sepatu safety khusus kobaran api standar untuk pemadaman. Mengingat para petugas harus menerobos dan lakukan pemadaman agar jangkauan titik api bisa padam. (suh)