BHS Cek Debit Air Rolag 9 Pasca Adanya Keluhan Petani Yang Alami Kekeringan
BHS Cek Debit Air Rolag 9 Pasca Adanya Keluhan Petani Yang Alami Kekeringan
Reporter : Hendra

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono yang juga sebagai bapak petani sidoarjo ini sampaikan jika kekeringan yang melanda beberapa lahan persawahan petani sidoarjo disamping musim kemarau juga pemahaman management pengelolaan air yang minim.
Selain itu dampak cuaca seperti bencana hidrometeorologi El-Nino. Manajemen pengelolaan air dari hulu ke hilir menjadi faktor utama dalam pendistribusian air ke wilayah pertanian di Sidoarjo. Hal tersebut disampaikan BHS sapaan akrab Bambang Haryo Soekartono ketika berkunjung ke dam rolag songo, Jumat sore (25/8/23).
Dam Rolak Songo merupakan pintu air peninggalan Belanda yang terletak perbatasan antara Sidoarjo dan Mojokerto. Di mana sisi utara berada di kecamatan Tarik, Sidoarjo, sedangkan sisi selatan berada di kecamatan Mojoanyar, Mojokerto.
Pembangunan dam ini sendiri pada dasarnya digunakan untuk mengatur debit air agar dapat mengairi persawahan masyarakat sekitar. Selain itu, juga sebagai pengatur ketinggian air untuk anak sungai Brantas, yakni kali Mas di Surabaya dan kali Porong, Sidoarjo.

BHS mengutarakan kekurangan air khususnya di lahan pertanian Sidoarjo tergantung dari management pintu air yang ada di hulu. Menurutnya air yang melimpah dari rolag songo dengan debit yang begitu besar dapat mengairi seluruh hilir anak sungai area persawahan di Sidoarjo.
” Bisa dilihat meski sudah memasuki musim kemarau dan tidak hujan debit air disini masih sangat bagus. Saya rasa kekeringan yang di area persawahan Tanggulangin itu bisa teratasi jika manajemen pengelolaan air dari hulu ke hilir dioptimalkan” katanya.
Ia juga menyarankan pemerintah kabupaten Sidoarjo dan Pemerintah Kabupaten yang lain yang ada keluhan area persawahan yang kering untuk berkirim surat dengan balai besar wilayah sungai brantas (BBWS) gina menyelesaikan permasalahan kekeringan area pertanian salah satunya Sidoarjo.
“Harus segera ditangani kekeringan di area persawahan petani ini supaya bisa meningkatkan hasil panen”, lanjutnya.
“Padahal banyak pembeli di pasar tradisional mengakui bahwa beras hasil petani dari sidoarjo disamping harganya murah juga enak ketika dimasak,” ulasnya.
Dia menambahkan sumber air yang berlimpah di Sidoarjo berasal, dari 150 an sumber air yang mengaliri beberapa dam atau pintu air di Sidoarjo dan Surabaya berasal dari kota Batu yang saat ini menyisakan 115 sumber air yang masih aktif. Bambang Haryo berharap semua pihak dapat secara sadar untuk tetap menjaga sumber air tersebut untuk kebutuhan masyarakat.(hen)