Tangkal Berita Hoax, sinergitas Pemkab Sidoarjo dan Pers dibutuhkan guna mengawal Pembangunan Kota Delta.


Tangkal Berita Hoax, sinergitas Pemkab Sidoarjo dan Pers dibutuhkan guna mengawal Pembangunan Kota Delta.

Reporter: Novem S

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab Sidoarjo) terus dilakukan guna menjalin sinergitas dengan Pers dalam mengawal percepatan pembangunan di Kota Delta.

Di era Kepemimpinan Bupati Ahmad Muhdlor kebebasan Pers dijunjung tinggi sebagaimana amanah UU Pers No 40 Tahun 1999. Hal itu disampaikan Drs Didik Triwahyudi M.Si selaku Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo saat membacakan sambutan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor pada kegiatan Bimbingan Teknis Insan Pers di Hotel Tretes View, Pasuruan. Kamis Malam, (28/10/2021).

Bintek Insan Pers diikuti puluhan wartawan dari media Cetak, Online maupun Media Elektronik. Hadir Ketua PWI Jawa Timur, Ainur Rahim sebagai narasumber peningakatan kompetensi wartawan sidoarjo.

Kegiatan ini juga mengundang organisasi wartawan diantaranya Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sidoarjo, Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) dan Aliansi Jurnalis Sidoarjo (AJS).

Didik menyampaikan kalau pemkab Sidoarjo membuka ruang seluasnya – luasnya kepada Pers dalam mengawal kebijakan pemerintahan Bupati Ahmad Muhdlor. Karena salah satu tugas Pers memberikan informasi kepada masyarakat dengan obyektif sesuai fakta.

“Bupati Gus Muhdlor mengapresiasi karena selama perjalanan memimpin Sidoarjo sejak dilantik bulan Februari 2021 Pers selalu mewartakan kinerja pemerintah,” sambung Didik.

“Independen dan kritis menjadi modal penting yang dimiliki Pers dalam mengawal demokrasi. Termasuk didalamnya mengawal kebijakan Bupati. Oleh karenanya Bupati berpesan kepada Diskominfo untuk melibatkan Pers sebagai mitra strategis pemerintah,” terang Didik.

Sementara itu, Ketua PWI Jatim Ainur Rahim memberikan materi perkembangan media massa di era pesatnya gempuran media sosial.

Menurut Ainur sekarang ini dunia media mengalami Disrupsi Digital. Setahun Pandemi 2020 – 2021 media massa disibukkan perampingan internal, PHK, dan penyesuian manajemen.

“Kondisi ekonomi memburuk menghadapkan media massa bisa survive atau sebaliknya gulung tikar,” terang Ainur.

Meski begitu tambah Ainur, masifnya media sosial saat ini tidak bisa menggantikan peran media massa.

“Karena pola komunikasi media sosial hanya satu arah sedangkan media massa yang memberi ruang klarifikasi atau hak jawab terbuka,” pungkasnya. (vem/qq).

Berita Terkait

Top