Makna Hijrah bagi Generasi Milenial.


Makna Hijrah bagi Generasi Milenial.

Reporter : Novem S

Redaksi Jatim Sidoarjo – Memasuki Tahun Baru Hijriah 1444 H. SMA Al Muslim mengadakan peringatan Tahun Baru Hijriah dengan menghadirkan narasumber Dr. Nasaruddin, M.Ed., Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UINSA Surabaya. Tujuan diselenggarakan acara yang bertema makna hijrah untuk generassi milenial ini adalah agar para siswa untuk mampu memetik makna hijrah bagi kehidupan.

Dr. Mahmudah, S.Ag., M.Pd. selaku Kepala SMA Al Muslim dalam sambutannya mengatakan SMA Al Muslim merupakan salah satu sekolah Sang Pemimpin dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Dr. Nasruddin, M.Ed., Doktor alumnus Khurtum University Sudan. Harapan Ustadzah Mudah, panggilan Doktoral Manegemen Pendidikan UNESA Surabaya adalah agar para siswa mengikuti serangkaian acara dengan tertib untuk memetik hikmah dari peristiwa bersejerah Nabi Muhammad Saw.

Acara dimulai dengan salat Dluha secara berjamaah pukul 07.25 di lantai empat SMA Sang Pemimpin, Islamic Center SMA Al Muslim. Setelah salat diisi kultum oleh Gugun Kelas XII MIPA 1 dengan menggunakan bahasa Jawa dengan membahasa kandungan surat An Naas. Salat Dluha merupakan habituasi yang dilakukan di sekolah untuk menbentuk karakter mulia peserta didik. Acara peringatan Tahun Baru Hijriah dimulai pukul 08.00-10.00 dan Alhamdulillah berjalan dengan baik. Para peserta sejumlah 300 hadir dengan hikmat di lantai empat yang terdiri dari 257 beserta civitas akademika SMA Al Muslim, yaitu seluruh guru mata pelajaran dan guru Al Quran.

Tepat pukul 08.00 Sherly, XI As Salam membuka acara yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Ananda Akbar, XI Al Hakam dengan saritilawah Ananda Chiara, XI Al Alim. Qari membacakan QS. Al Baqarah ayat 217 dan QS. At Taubah ayat 36 Hijrah secara bahasa artinya pindah. Secara istilah adalah berpindahnya kaum muslimin dari Makkah menuju Madinah dan itu terjadi tahun 622 M.

Menurut riwayat Nabi, bahwa hijrah secara fisik sudah tidak ada lagi, laa hijrata bada al-fathi, tidak ada hijrah setelah Fathul Makkah.

Namun Nabi Muhammad Saw menyampaikan, bahwa hijrah itu meninggalkan suatu yang dilarang oleh Allah Swt. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad Saw. yang artinya: “Muslim sejati adalah yang bisa menyelamatkan orang lain dari lisan dan tangannya, muhajir (orang yang hijrah) sejati adalah orang yang meninggalkan suatu yang dilarang oleh Allah Swt.” (HR. Bukhari Muslim).

Dr. Nasaruddin menyampaikan, bahwa “Hijrah dari Makkah menuju Madinah yang dijalani Rasulullah dan kaum muslimin saat itu adalah peristiwa besar yang menyimpan banyak makna dan terbuka untuk dimaknai ulang sesuai kondisi zaman milenial saat ini.” Menurutnya makna hijrah antara lain: melatih pengorbanan dalam meraih sukses, memilih teman baik menuju kesuksesan, dan belajar tawakkal secara total kepada Allah dalam segala kondisi. Adapun nilai hijrah bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan meninggalkan keburukan menuju kebaikan, meninggalkan lingkungan negatif, dan menghijrahkan hati kepada Allah.

Acara ini ditutup dengan beragam pertanyaan dari para siswa, yaitu: Ilham, Kelas XII MIPA 2 bertanya tentang beda antara taubat dan hijrah serta sikap istikomah,
Aisyah, Kelas XII MIPA 1 bertanya tentang hijrah bagi wanita, Rara, Kelas XII MIPA 1 bertanya tentang cara memilih teman yang baik menuju kesuksesan, Reno, Kelas X As Salam, menanyakan sanad hadits yang diambil oleh narasumber, Raya, Kelas X Al Alim bertanya tentang kapan waktunya berubah menjadi baik, dan Aji, Kelas XI bertanya tentang faktor-faktor hijrah. Semua dijawab secara baik dan menyentuh kepada para peserta. (Suh).

Berita Terkait

Top