Syamsuhari : Antisipasi Perundungan Dapat Dibentengi Dengan Penguatan Adab Dan Aqidah


Syamsuhari : Antisipasi Perundungan Dapat Dibentengi Dengan Penguatan Adab Dan Aqidah

Reporter : N. Suhendra



Redaksi Jatim, Sidoarjo – MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo dalam mengantisipasi terjadinya perundungan dengan cara tingkatkan penguatan aqidah dan adab melalui kegiatan keagamaan sehari-hari siswa di lingkungan sekolah

Hal itu dikatakan Kepala MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo Syamsuhari, S.T., S.Pd., S.Pd.I., MM menegaskan penguatan adab dan aqidah menjadi hal utama dalam antisipasi perundungan di sekolah, Jumat (6/10).

Syamsuhari menegaskan, di sekolah nya hampir tidak ada kasus perundungan. Ia mengakui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan rahmatan lil al-amin serta menjunjung nilai Ahlussunnah wa al-Jama’ah (Aswaja) menjadi hal utama, dibarengi progam asli sekolah untuk bentengi siswa dari perundangan.

“Kita sudah terbiasa dalam tataran mendisiplinkan peserta didik. Satu ada yang disebut peraturan akademik dan madrasah. Di masing-masing aturan itu memuat mengenai adab yang ditanamkan kepada siswa. Jika sudah menyangkut adab ataupun aqidah semua nya beres,” kata Syamsuhari.

Norma yang dituangkan dalam agama Islam, dikatakan nya jauh lebih kuat dibanding norma yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam kehidupan bangsa dan bernegara.

Syamsuhari menambahkan, pihaknya juga menerapkan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) tidak hanya pada peserta didik baru saja. Namun, semua siswa dan guru diwajibkan untuk melakukan ta’aruf atau orientasi disetiap harinya agar timbul jalinan emosional dan rasa menyayangi antar siswa.

Kepala MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo Syamsuhari, S.T., S.Pd., S.Pd.I., MM


“Di madrasah ini ketat dalam penilaian assessment siswanya. Baik melalui wali murid sendiri dan wali siswa yang akan dijadikan satu laporan untuk bahwa evaluasi. Kalau di madrasah sini ada dua yang mengawasi selain malaikat rokib dan atid ada juga teman sebaya yang mengawasi sebagai kontrol,” tutur nya.

Pihaknya menjabarkan, para siswa ketika masuk sekolah diawali dengan berwudhu kemudian mengikuti tauziah agama beberapa menit tak hanya itu sholat Dhuha juga dianjurkan dilakukan dalam 2 kali sehari selama berada di lingkungan sekolah.

“Kita awali anak-anak ini diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum mengikuti proses pembelajaran, selain itu kita juga mewajibkan sholat Dhuha dan tauziah agama atau kultum tiga kali di jam tertentu untuk menambah Aqidah dan memperkuat adab mereka,” jelas Syamsuhari.



Upaya itu diperkuat pihaknya, menyusul tingginya kasus perundungan yang telah menjadi isu nasional. Serta dorongan Pemerintah Pusat dalam menindaklanjuti penerapan kurikulum merdeka dengan profil pelajar pancasila yang diharapkan dapat di terapkan di tiap sekolah.(suh)

Berita Terkait

Top