BHS Gercep Beri Solusi Atasi Sawah Yang Kering Dengan Pompa Air Dan Asuransi


BHS Gercep Beri Solusi Atasi Sawah Yang Kering Dengan Pompa Air Dan Asuransi

Reporter : Hendra



Redaksi Jatim, Sidoarjo – Beberapa wilayah di Jawa Timur masuk musim kemarau, termasuk wilayah Sidoarjo. Sudah dua bulan lebih Sidoarjo tidak diguyur hujan. Kondisi ini sangat berimbas langsung ke petani.

Beberapa lahan pertanian di Sidoarjo yang siap panen, mengalami kekeringan. Salah satu lahan pertanian yang mengalami kekeringan adalah di Desa Sentul Tanggulangin.

Akibat area persawahan yang kering di desa Sentul kecamatan Tanggulangin ini, Bambang Haryo Sukartono datangi lokasi tersebut.

BHS sapaan akrab dari Bambang Haryo Soekartono didampingi Ahmad Yani sebagai Kepala Desa Sentul dan beberapa warga pemilik Sawah yang kering ini melihat dari dekat area sawah yang sudah 2 minggu lebih tidak teraliri air.

Kepala desa Sentul mengatakan jika debit air di kanal porong menurun sehingga area sawah yang ada didaerahnya tidak teraliri air. Namun BHS menjelaskan bahwa debit air di porong masih terbilang cukup tinggi sembari menunjukkan momen dirinya berada di daerah rolag songo tarik beberapa hari lalu.

BHS berikan solusi kepada para petani yang terdampak kekeringan ini dengan datangkan dua pompa air dengan ukuran 3 dim untuk menyedot air dari sungai kanal porong kemudian akan dialihkan ke Sawah petani yang terdampak kekeringan.

Kemudian BHS juga menghubungi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memperlancar aliran air dari Batu menuju Kanal Porong dengan sistem mamanajem pengelolaan pintu air agar area sawah petani tercukupi air.



“Saya sudah telpon BBWS dan direspon positif, kemudian saya pinjaman dua pompa air untuk menyedot air langsung dari sungai kanal porong supaya aliran air bisa sampai ke area persawahan yang kering ini,”

Sebagai bapak petani sidoarjo “saya pastikan aliran air sampai ke area persawahan yang kering ini. Kemudian saya pribadi mendaftarkan area sawah seluar 6 hektar yang kering ini untuk dijaminkan asuransi,” lanjutnya.

Dengan asuransi maka “ketika area persawahan tidak produktif akan dicover asuransi dengan nominal 6 juta rupiah per hektare dan itu bisa meringankan beban para petani yang gagal panen akibat kekeringan,”pungkasnya.(hen)

Posted in News

Berita Terkait

Top