Pakar Mikrobiologi Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesadaran Pasca Pandemi Menuju Endemi


Pakar Mikrobiologi Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesadaran Pasca Pandemi Menuju Endemi

Reporter : N. Suhendra



Redakai Jatim, Sidoarjo – Indonesia memasuki tahun ke empat dalam menangani pandemi Covid-19, masyarakat juga sudah semakin terbiasa menerapkan protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan status pandemi menjadi endemi sudah menjadi rencana pemerintah. Situasi pandemi Covid-19 yang melandai dan pernyataan dari pemerintah itu menegaskan apakah Indonesia siap beralih status dari pandemi menjadi endemi.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. Dr. Kuntaman, dr. MS. Sp.MK(k) mengatakan WHO telah mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19 pada Jumat (5/5) kemarin.

Indonesia sendiri sebelumnya sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi dengan berkonsultasi dengan WHO. Dari hasil itu WHO menyampaikan bahwa persiapan Indonesia dipandang baik dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi.

“Kalau kita lihat situasi Covid-19 di dunia utamanya di Amerika masih tinggi, meski perkembangan kasus di Indonesia terbilang rendah namun Covid-19 belum benar-benar selesai,” kata Dr. Kuntaman dalam keterangannya, Kamis (11/5).

Langkah WHO mencabut status darurat itu ditegaskannya harus menjadi perhatian bersama khususnya pemerintah Indonesia. Meski angka kasus rendah Covid-19 di Indonesia belum 100% hilang.

Hal itu dibuktikan dengan upaya pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dengan memperkuat dan diperlukannya masa transisi untuk penanganan Covid-19 jangka panjang.

“Pemerintah sampai saat ini belum resmi mencabut. Namun kita bisa melihat bahwa Covid-19 tidak menakutkan dibandingkan tahun sebelumnya dengan pengendalian dan diantisipasi serta vaksinasi yang dikedepankan pemerintah,” ungkap Dekan fakultas kedokteran Universitas Wijaya Kusuma itu.



Ditanya soal herd immunity warga Jawa Timur khusus di Surabaya, Dr. Kuntaman menegaskan hal itu sudah mulai terbentuk dengan gejala-gejala ringan yang tidak dirasakan dan tanpa disadari oleh masyarakat.

Meski begitu ditegaskannya, situasi saat ini menunjukkan bahwa Covid-19 tidak sepenuhnya lepas dan juga tidak darurat seperti tahun sebelumnya. Vaksinasi yang digencarkan hingga gejala yang lebih ringan tanpa disadari oleh masyarakat menunjukkan pemerintah telah maksimal dalam menangani virus tersebut.

“Mungkin ada dua hal masyarakat dan pemerintah. Bagi masyarakat harus memahami bahwa Covid-19 itu ada dan prokes tetap harus diterapkan. Pemerintah sendiri juga wajib memberikan himbauan untuk tetap menerapkan prokes dan mengikuti vaksinasi,” terang Epidemiologi itu.

Meski pemerintah dalam waktu dekat mengumumkan masa transisi pandemi ke endemi, satu hal yang harus dipahami bahwa Covid-19 tidak pernah hilang dan harus dibarengi dengan upaya antisipasi dini, melalui pengendalian, pencegahan dan management kasus serta vaksinasi.

“Pemerintah sebenarnya sudah sangat siap untuk mencabut status darurat Covid-19 itu sendiri, namun masyarakat juga diwajibkan untuk memiliki kesadaran yang lebih tinggi bahwa Covid-19 itu tidak pernah hilang,” pungkasnya.(suh)

Berita Terkait

Top