Politikus Partai Gerindra Maknai Kemerdekaan RI ke-77 Menuju Masyarakat Adil dan Makmur.


Politikus Partai Gerindra Maknai Kemerdekaan RI ke-77 Menuju Masyarakat Adil dan Makmur.

Reporter : N. Suhendra

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Puluhan petani dan nelayan, Ojol dan komunitas tukang becak tradisional bersama Tim Bambang Haryo Soekartono (BHS) peduli, menggelar upacara memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di posko pemenangan Sidoarjo, Rabu (17/8).

Selain petani dan nelayan, veteran dan paguyuban ojok online (ojol) juga ada penarik becak tradisional mengikuti upacara dengan semarak menyambut hari Kemerdekaan Indonesia.

Dalam acara tersebut, Upacara dipimpin langsung oleh Bambang Haryo Soekartono. Dalam pidatonya ia menegaskan beberapa point terkait makna Kemerdekaan bangsa Indonesia di era saat ini.

Nilai Keadilan dan Kemakmuran menjadi point’ pertama yang disampaikan Bambang Haryo. Ia mengatakan nilai keadilan di negeri ini bisa dilihat dari para petani dan nelayan yang harusnya diperlukan dengan baik karena kontribusi nya dalam menumbuhkan ekonomi.

“Namun di lapangan masih saja ditemui para petani dan nelayan malah kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dan solar bagi para nelayan juga dibatasi. Nah ini sudah menunjukkan dimana letak keadilan dan kesejahteraan bagi mereka,” kata Bambang Haryo yang juga didapuk petani setempat sebagai Bapak Petani Sidoarjo ini.

Ditegaskannya, impian memperkuat swasembada pangan jika tak diimbangi dengan perlakuan yang adil dan kesejahteraan yang menyeluruh akan menjadi problem yang terus diwariskan.

Tak hanya soal keadilan saja, ia menegaskan kemakmuran adalah salah satu point’ yang paling penting. Menurutnya, jika dihitung dengan data sebenernya kemiskinan di negara ini sangat besar.

“Banyak pekerja dengan gaji UMR namun tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagaimana bisa jika listrik mahal, beras mahal, pendidikan mahal, semua serba mahal. Lah ini apakah bisa pemerintah menekan angka kemiskinan di Indonesia,” jelasnya.

Dibandingkan dengan beberapa Negara di luar negeri, misalnya German, masyarakat di sana jika belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri, negara ikut andil dalam kesejahteraan rakyatnya.

“Negara kita yang kaya dan gemah Ripah loh jinawi ini harusnya dapat menghidupi seluruh rakyatnya, jika pemerintahan berjalan dengan baik serta para pemimpin berusaha secara maksimal pasti akan terwujud keadilan dan kemakmuran itu sendiri,” tukasnya.

Patriotisme dan Nasionalisme di hari Kemerdekaan juga tak luput dari sorotan Bambang Haryo. Dijelaskannya kemerdekaan Indonesia didapat dari para pahlawan yang rela berjuang jiwa dan raga.

Bahkan, dulu ratusan tahun massa penjajahan para pahlawan ini sangat sulit untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dirinya mengatakan, kemeriahan di Hari Kemerdekaan harus disemarakkan. Mulai dari bendera hingga pernak-pernik merah putih.

“Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme harus terus dipupuk. apalagi di bulan kemerdekaan bendera dan sebagainya harus meriah dan semarak. Misalnya kemarin kami memasang puluhan bendera di Taman Makam Pahlawan yang seharusnya itu adalah tanggung jawab pemerintah daerah,” ungkap Bambang Haryo.

Anggota DPR RI periode 2015-2019 ini meminta semua masyarakat memupuk jiwa patriotisme dan nasionalisme nya. Ia juga meminta salam merdeka atau pekik merdeka diharapkan jadi budaya dalam tegur sapa.

Selain itu, Bambang Haryo Soekartono juga menanggapi beberapa keluhan dari para petani dan nelayan. Ia berjanji apa yang menjadi problem para penggerak ekonomi ini menjadi prioritasnya.

Ditambahkannya, Luas lahan baku sawah (LBS) Indonesia sebesar 7.463.948 hektare harusnya menjadikan Indonesia negara yang makmur akan kekayaan alamnya.

“Jika dikalkulasi setiap 1 hektare sawah menghasilkan 8/9 ton gabah dan dalam waktu satu 1 tahun bisa panen 3 kali. Dari luas area persawahan di Indonesia kita sudah bisa mencapai angka panen hingga ratusan juta ton tiap tahunnya,” tegas Bapak Petani Sidoarjo ini.

Dirinya berharap, pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap pupuk dan solar yang dikeluhkan para petani dan nelayan ini. Apalagi petani dan nelayan kontribusi ekonominya sangat besar bagi bangsa Indonesia.

Disisi lain, Purnomo Ketua kelompok Tani Desa Sumorame, Candi mengeluh jika pupuk Phonska dan ZA saat ini sulit didapatkan. Pupuk yang menjadi penentu hasil panen para petani ini jika dibeli dipasaran harganya tinggi dan tak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

“Pupuk Phonska dan ZA saat ini sulit didapat Pak. Kami berharap pemerintah dapat memberikan kami kemudahan terkait subsidi pupuk dan pendistribusiannya. Selain itu kami juga terbantu atas kepedulian Bapak Petani Sidoarjo (BHS) selalu bersedia membantu kami para petani untuk memperoleh hak-hak kami pada umumnya,” pungkas Purnomo.(Suh).

Berita Terkait

Top