BHS Berziarah Makam Dewi Sekadadu Dan Berpesan Kearifan Lokal Harus Dilestarikan


BHS Berziarah Makam Dewi Sekadadu Dan Berpesan Kearifan Lokal Harus Dilestarikan

Reporter : N. Suhendra

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Seiring semakin modernisasi  wilayah kabupaten Sidoarjo, Tak harus melunturkan budaya budaya keaeifan lokal dantrasiaional yang ada di bumi jenggolo ini. Salah satinya adalah Makam Dewi Sekardadu yang tak lain adalah Ibu dari Sunan Giri. Peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih terpelihara namun aksea menuju lokasi kurang ramah bagi penginjung. Untuk iti  Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Timur Ir. H Bambang Haryo Soekartono meminta akses jalan menuju makam Dewi Sekardadu diperbaiki, sisela swla kedatangannya di cagar budaya ini.

Makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan Desa Sawohan Kecamatan Buduran itu merupakan salah satu tempat wisata religi di Sidoarjo dengan kondisi nya yang sepi, akses menuju ke lokasi rupanya juga menjadi pertimbangan peziarah.

Hal itu diungkapkan Bambang Haryo dalam kunjungan dan ziarah nya bersama tim BHS Peduli, Jumat (5/5). Menurutnya, akses jalur transportasi air dan darat masih menjadi PR utama untuk menuju wisata religi tersebut.

“Kawasan sungai yang menjadi jalur transportasi air menuju Dusun Kepetingan Desa Sawohan banyak dijumpai tumbuhan eceng gondok dan juga sampah. Kondisi ini membuat laju perahu kerap tertangguh,” kata Bambang Haryo.

Bambang Haryo mengatakan untuk jalur sungai pemerintah daerah diharapkan melakukan pembersihan sampah sungai maupun melakukan normalisasi.

Sedangkan untuk akses jalan darat yang hanya bisa dilalui roda dua, diharapkan segera ada pembangunan jalan agar warga di Dusun Kepetingan maupun para peziarah dan para wisatawan bisa lebih mudah dan cepat untuk menuju lokasi area makam Dewi Sekardadu.

“Jalur darat mulai dari lokasi makam sampai 8 kilometer sebelumnya perlu dilakukan pembangunan agar yang melakukan wisata religi aksesnya lebih mudah dan cepat,” tambahnya.

Pihaknya juga mengusulkan agar di area komplek makam Dewi Sekardadu diberi papan informasi tentang sejarah makam . Mengingat belum semua masyarakat dan juga generasi muda mengetahui sejarah makam Dewi Sekardadu.

Selama ini makam Dewi Sekardadu pada hari-hari tertentu terutama hari Sabtu dan Minggu kerap didatangi para peziarah dari luar kota Sidoarjo. Dari cerita turun temurun, informasinya Dewi Sekardadu merupakan anak dari Raja Blambangan di abad ke 14.

Cerita masyarakat yang berkembang, Dewi Sekardadu merupakan ibu kandung Sunan Giri. Dikabarkan Dewi Sekardadu sedang berusaha mencari putranya anak dari pernikahannya dengan Syech Maulana Ishaq yang dibuang ke laut.



Dewi Sekardadu dipisahkan secara paksa dengan putranya yang masih bayi oleh Patih Kerajaan Blambangan, Patih Bajul Sengara dengan cara memasukkannya dalam peti yang dipaku dan dihanyutkan ke laut.

Mendengar anaknya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu mencarinya dengan menumpangi kapal nelayan. Sayangnya di tengah perjalanan kapal kandas dihantam ombak dan karam.

Jasad Dewi Sekardadu yang mengapung di laut, ditolong sekelompok ikan keting menuju ke tepian pantai. Jasadnya kemudian dilihat sekitar dan di makamkan di daerah tersebut yang akhirnya diberi nama Dusun Dusun Kepetingan yang berasal dari kata Keting atau Ikan Keting.

“Di tempat sini biasanya ramai kalau pas ada acara nyadran. Ceritanya memang Dewi Sekardadu ini ibu kandung dari Sunan Giri,” beber Gufron salah satu warga setempat.(suh)

Berita Terkait

Top