Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sidoarjo gelar diskusi deteksi dan pencegahan dini radikalisme dan terorisme.


Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sidoarjo gelar diskusi deteksi dan pencegahan dini radikalisme dan terorisme.

Reporter : Novem S

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Seiring majemuknya penduduk yang berada di wilayah sidoarjo dengan berbagai latar belakang golongan, suku, ras dan adat membuat Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Sidoarjo gelar diskusi deteksi dan pencegahan dini radikalisme dan terorisme di Kabupaten Sidoarjo.

Diskusi pencegahan dini faham radikalisme, terorisme dan gangguan kamtibmas itu dihadiri puluhan perwakilan organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) serta perwakilan perguruan silat, yang digelar di salah satu Hotel Sidoarjo, Selasa (13/12).

Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda Jatim, Kompol Bahrun Nasikin sebagai pemateri utama mengungkapkan beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi gerakan radikalisme serta terorisme, yakni Preemtif, preventif dan penegakan hukum.

“Pencegahan bisa dimulai dari lingkungan di sekitar kita, melalui peran serta kita sesuai tupoksi dan porsi masing-masing. Selain kualitas dan kuantitas aparat yang telah dibentuk pemerintah, upaya pencegahan juga harus melibatkan masyarakat,” kata Kompol Bahrun.

Menurutnya, masih banyak kelompok yang menganut faham radikal yang tersebar di Jawa Timur. Bahkan, ia mengatakan kelompok Jamaah Islamiyyah (JI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih ada di Sidoarjo.

Dalam diskusi juga dibeberkan bagaimana cara paham radikalisme masuk untuk merekrut anggota baru. Hal itu disampaikan untuk antisipasi dini sebaran paham radikalisme di Sidoarjo.

“Menurut keterangan staf khusus Densus 88. Hampir semua peran teroris adalah menganut faham salafi. Nah ini yang perlu diwaspadai, kita tahu gerakan-gerakan mereka hanya berbekal dalil sekenanya saja, mereka mengklaim telah memahami ajaran Rasulullah dengan semurni-murninya dan merasa paling benar sendiri,” ungkapnya.

Kompol Bahrun Nasikin juga mengungkapkan ada 176 narapidana terorisme (Napiter) di Jawa timur. Sebanyak 10 orang berada di lapas Sidoarjo.

“Adanya Napiter di lapas-lapas Sidoarjo ini juga perlu diantisipasi jika mereka mengembangkan faham radikalisme nya di dalam lapas,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua FKDM Sidoarjo Syihabuddin, S.H. mengatakan jika pihaknya siap melakukan pencegahan sedini mungkin terkait radikalisme dan terorisme di Sidoarjo.

“Dengan kegiatan ini FKDM Sidoarjo ingin ada intervensi langsung, baik intervensi lapangan dan intervensi kebijakan sebagai upaya deteksi dini dan cegah dini radikalisme, terorisme dan gangguan kamtibmas di kabupaten di Sidoarjo,” harap pria yang akrab disapa cak Sihab ini.

Di penghujung acara deklarasi ciptakan Sidoarjo aman tertib dan damai juga kompak digelorakan seluruh OKP yang hadir.

“Kami organisasi kemasyarakatan dan pemuda serta komunitas perguruan silat se Sidoarjo menyatakan siap menjaga keutuhan dan kesatuan Negera republik Indonesia, melawan segala bentuk radikalisme, terorisme dan gangguan kamtibmas di Sidoarjo serta bersumpah akan ikut serta menciptakan Sidoarjo aman, tertib dan damai,” tegas seluruh perwakilan OKP yang hadir.(suh).

Posted in News

Berita Terkait

Top