Tingkatkan Kualitas Implementasi Kurikulum Merdeka, Unesa Berikan Pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru SD.


Tingkatkan Kualitas Implementasi Kurikulum Merdeka, Unesa Berikan Pelatihan Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru SD.

Reporter : Novem S

Redaksi Jatim, Blitar – Kurikulum Merdeka saat ini diterapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) di tingkat sekolah SD, SMP, maupun SMA. Sekolah Dasar sebagai satuan Pendidikan yang mengembangkan Pendidikan dasar bagi siswa, berperan sangat penting untuk menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Karakteristik siswa yang beragam merupakan kebutuhan belajar yang harus dipahami oleh guru. Hal ini mengingat salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogi, yaitu kompetensi untuk memahami karakteristik siswa. Namun, terkadang pemahaman akan karakteristik siswa yang beragam tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran.

Tim dosen dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya mengadakan pelatihan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa, terhadap 36 guru SD Islam Kota Blitar, pada sabtu 3 September 2022 lalu. Acara ini dibuka secara langung oleh Ketua LP Maarif NU Kota Blitar, Bapak Ahmad Thaib, S.Ag.
Salah satu Tim Dosen Universitas Negeri Surabaya, Putri Rachmadyanti M.Pd mengatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan salah satu proses menyesuaikan pelajaran untuk memenuhi minat, kebutuhan, dan kekuatan individu setiap siswa. Mengajar dengan cara ini memberi siswa pilihan dan fleksibilitas dalam cara mereka belajar. Sehingga pembelajaran ini mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar.

Pelatihan ini membantu 36 guru SD Islam Kota Blitar untuk menyusun Rencana Pembelajaran yang berbasis pembelajaran diferensiasi. Guru diberikan materi tentang Kurikulum Merdeka, Gaya Belajar Siswa, Konsep Pembelajaran diferensiasi, Media Pembelajaran yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan juga praktik langsung membuat RPP atau Modul Ajar sesuai dengan kelas yang diambil oleh para guru.


Putri menambahkan, bahwa untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, guru diharapkan melakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu, untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa. Setelah itu, guru dapat menyusun strategi pembelajaran diferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, serta diferensiasi produk. Pembelajaran berdiferensiasi ini memerlukan lingkungan belajar yang aktif dan saling mengargai satu sama lain.

Saat acara berlangsung, para guru sangat antusias mengikuti materi, hal ini terbukti dari presentasi hasil penyusunan Rencana Pembelajaran atau Modul Ajar yang dihasilkan para guru secara mandiri di akhir acara. Apresiasi luar biasa atas partisipasi dari Bapak Ibu Guru SD Islam Kota Blitar yang mengikuti pelatihan.

Penghujung acara ditutup secara langsung oleh Kepala SD Islam Kota Blitar, Ibu Lumatus Sanayah, M.Pd.I (Vem).

Berita Terkait

Top