Pedagang Pasar Baru Porong Keluhkan Mahalnya Sewa Lapak Baru.


Pedagang Pasar Baru Porong Keluhkan Mahalnya Sewa Lapak Baru.

Reporter : Rizaldy

Redaksi Jatim, Sidoarjo – Adanya pengakuan dari beberapa pedagang pasar baru Porong Sidoarjo yang keluhkan mahalnya harga sewa stand (ruko) yang dipatok dinas terkait pasca tragedi kebakaran 2016 silam.

Hal itu disampaikan salah satu pedagang saat kunjungan Penasihat Utama PT DLU, Bambang Haryo Soekartono dalam rangkaian cek kesehatan gratis di pasar Porong, Sidoarjo, Sabtu (25/2).

Stand perdagangan atau ruko baru di area bekas kebakaran 2016 silam di pasar Porong dikeluhkan pedagang lantaran mahalnya harga sewa yang dipatok.

Ms, salah satu pedagang gerabah di pasar itu, harus rela mengeluarkan uang senilai Rp. 22,5 juta untuk sewa hak guna pakai ruko yang ia tempati saat ini untuk 20 tahun sewa. Padahal menurut pengakuannya dahulu sebelum terjadi kebakaran dirinya sudah ada tempat berdagang di area tersebut.

“Dulu sebelum tragedi kebakaran saya juga punya tempat untuk berjualan disini tapi sewanya gak semahal sekarang. Kalau mau nempati stand atau sewa dengan surat hak guna pakai nilainya Rp. 22,5 juta per 20 tahun. Sedangkan untuk sewa pertahun untuk pedagang lain sebesar Rp. 3,5 juta per bulan dan itu keduanya gak boleh dicicil,” ujarnya.

Masih dikatakannya, kondisi pasar yang sepi dan kerap banjir saat musim penghujan tak sebanding dengan mahalnya harga sewa. 

“Kebakaran gak dapat ganti rugi. Sewa ruko baru dipatok dengan harga yang terbilang mahal menurut ukuran kemampuan saya,” tambahnya.



Menanggapi hal itu, Bambang Haryo Soekartono yang dikenal getol memperjuangkan hak wong cilik ini geram. Ia mengaku bakal membantu para pedagang untuk menuntaskan keluhan mereka.

“Ibu-ibu ini korban kebakaran. Pasar yang dibangun dengan dana APBN ini harusnya tidak membebani para pedagang untuk membeli stand dengan harga yang begitu mahal,” tegas Bambang.

Menurutnya, para korban kebakaran harusnya mendapat harga sewa yang jauh lebih murah. Mengingat stand yang dulu mereka tempati juga tidak mendapatkan ganti rugi.

Pria yang akrab disapa BHS ini juga memohon kepada pemerintah untuk memberikan belas kasih kepada para pedagang di pasar tersebut. Penggunaan anggaran negara untuk pembangunan pasar yang berasal dari uang rakyat harusnya tidak membebankan rakyat itu sendiri.

“Jika para pedagang ini tidak dibebankan biaya sewa atau beli yang tinggi. Besar kemungkinan barang yang mereka jual harganya turun atau murah dan rakyat akan senang, otomatis roda perekonomian dapat menggelinding dengan cepat,” ungkapnya.

Bambang Haryo mengakui, pembangunan pasar baru Porong di area bekas kebakaran menelan anggaran APBN senilai Rp. 25 Miliar lebih. Hal itu ditegaskanya mengingat saat itu proyeksi tersebut menjadi ranah nya saat menjabat sebagai DPR RI di badan anggaran.

“Pembangunan ini dulu saya yang memperjuangkan saat di DPR RI saya ingat betul anggaran dan sebagainya. Begitu sudah jadi tolong dong jangan mempersulit rakyat, kalau bisa dimurahkan atau digratiskan namun pedagang tetap membayar retribusi yang dibebankan,” harapnya.

Sementara itu, sekertaris DPC Partai Gerindra Sidoarjo Sujayadi yang turut hadir dalam kunjungan tersebut mengaku siap mengakomodir keluhan para pedagang utamanya mahal nya harga sewa ruko.

“Secepatnya akan kita diskusikan dengan anggota fraksi kami yang juga sebagai ketua komisi B di DPRD Sidoarjo,” pungkas Jayadi.(ald).

Berita Terkait

Top