Peringati Hari Wayang Dunia, BHS Dorong Eksistensi Wayang Kulit Antar Lintas Generasi


Peringati Hari Wayang Dunia, BHS Dorong Eksistensi Wayang Kulit Antar Lintas Generasi

Reporter : Hendra S



Redaksi Jatim, Sidoarjo – Ikut menjaga dan melestarikan eksistensi wayang, founder BHS Peduli Ir H. Bambang Haryo Soekartono rayakan Hari Wayang Dunia yang diperingati tiap 7 November dengan sambangi dalang lintas generasi di Sidoarjo.

Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi kelompok dalang lintas generasi di desa Karang Puri, Wonoayu, disana ia mendengar keluh kesah para dalang terkait perhatian pemerintah terhadap keberadaan mereka.

Bambang Haryo mengatakan, peringatan hari wayang dunia yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya leluhur milik Indonesia sejak akhir 2003 lalu ini wajib disyukuri dan dijaga eksistensi nya baik wayang dan para dalangnya.

“Kali ini saya bersama-sama dengan beberapa dalang di Sidoarjo yang dimana saat ini masih ada 40 dalang yang masih aktif. Cuman yang disayangkan belum ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten dan provinsi. Walaupun hanya untuk memberikan mereka ruang pentas,” kata Bambang Haryo.

Bambang Haryo menyesalkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap para pelaku seni dan budaya khususnya, dalang dan wayang-wayang nya ini menjadi PR serius. Mengingat tak sedikit dari mereka yang menurunkan bakatnya sanak dan saudara nya.

“Tentu untuk sebuah warisan budaya yang sudah diakui dunia pemerintah daerah, provinsi maupun pusat harus memberikan perhatian ebih. Apalagi, saat ini generasi muda banyak yang acuh terhadap budaya bangsa,” tegas anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Pihaknya juga mengapresiasi salah satu dalang muda yang berusia (18) di desa Karang Puri. Menurutnya, jarang ada anak muda yang masih tertarik apalagi terjun langsung terhadap warisan budaya leluhur untuk melestarikan nya.

“Mari kita jaga eksistensi nya bersama-sama wayang kulit harus maju dan berkembang,” ajak Bambang Haryo.

Sementara itu, Ketua kelompok dalang di Sidoarjo Ki Bambang Rochmat menegaskan. Ia bersama dalang-dalang yang lain hanya ingin diperhatikan selayaknya dengan memberikan ruang pentas. Apalagi dalam momentum hari jadi Sidoarjo, mereka ingin sekali terlibat merayakan dengan pagelaran wayang kulit.



“Kami berharap ada perhatian pemerintah kepada dalang-dalang yang ada di Sidoarjo ini. Kami tidak minta diistimewakan tapi beri kami kesempatan untuk berkontribusi dalam kesenian dan budaya di Sidoarjo,” kata Ki Bambang.

Ia bersama kelompok nya berharap, pemerintah daerah dapat melibatkan mereka dalam event-event daerah seperti peringatan hari jadi dan sebagainya.

“Ya semoga dalang-dalang daerah ini dilibatkan. Misalnya di hari jadi Sidoarjo. Kan selama ini setiap event wayang selalu import dalang dari luar terus,” sesal Ki Bambang.

Perayaan hari wayang dunia dan nasional ini juga mendorong masyarakat Indonesia untuk semakin mencintai budaya dalam negeri dan ikut melestarikannya. (Suh)

Berita Terkait

Top